Example floating
Example floating
Jelajah

Misteri Batu Eon dan Sejarah Asal usul Kampung Adat Cikondang

163
×

Misteri Batu Eon dan Sejarah Asal usul Kampung Adat Cikondang

Sebarkan artikel ini

JELAJAH – KABAR MERDEKA | Cikal bakal penduduk Desa Lamajang berasal dari Cirebon. Mereka datang menghindari kaum penjajajah (Belanda), selanjutnya membuka lahan hingga akhirnya mendirikan  sebuah perkampungan dan diberi nama Cikondang. Ci berarti air, sedangkan kondang adalah nama jenis kayu.

iklan layanan masyarakat
© kabarmerdekanews.com

Desa Lamajang merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Bandung. Berada di kaki Gunung Tilu, dengan luas wilayah 4016,091 hektar.

Sejumlah spot menarik  untuk dikujungi di Desa Lamajang seperti ;Tangga Seribu,  Batu Eon, dan Kampung Adat Cikondang.

Tangga Seribu
Tempat ini merupakan area PLTA Cikalong yang berada di Kampung Cikajang. Merupakan bukit kecil tempat ditanamnya piva air berdiameter jumbo yang berfungsi untuk memutarkan turbin  PLTA Cikalong, yang akan menghidupkan arus listrik ke gardu induk (GI) guna memenuhi kebutuhan pasokan listrik di daerah Bandung selatan.

Batu Eon
Batu Eon berada di kolam tandon PLTA Cikalong. Pada tahun 1924 pemerintah kolonial Belanda membangun embung atau kolam penampungan air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cikalong, yang berkekuatan 19, 20 MW.              

Pembuatan kolam tandon ini dikerjakan oleh warga pribumi. Selama pembangunan nya ada pekerja yang menjadi korban. Yaitu Abah Eon. Dia meninggal dunia seminggu setelah berusaha menghancurkan batu sebesar kerbau yang berada di tengah kolam. Namun batu tersebut tidak berhasil dihancurkan meski dengan menggunakan kekuatan dinamit. Malah sang pelakunya (Aban Eon) yang menjadi korban.

Hingga kini batu tersebut dijuluki Batu Eon, sebagai tanda peringatan atas meninggalna Abah Eon yang gugur pada saat pembuatan kolam tersebut.

Kolam tandon PLTA Cikalong selesai dibangun pada tahun  1954 . Diresmikan oleh presiden pertama RI, Ir.Soekarno tahun 1961.

Baca Juga  Ini Upaya Desa Cibeet Cegah DBD

Kini keberadaan batu Eon yang berada di kolam tandon PLTA Cikalong jadi salah satu destinasi wisata. Setiap wisatawan bisa bersuwa foto dan menikmati panorama alam.
**
Warga setempat meyakini bahwa kesaktian Batu Eon berasal dari sejarahnya yang sarat mistis. Konon, batu ini pernah menjadi tempat semedi Mbah Balu Tunggal, seorang penyebar agama Islam di daerah tersebut pada abad ke-17.

Sejumlah sumber menyebut , Mbah Balu Tunggal dulunya adalah tokoh penyebar agama Islam di sekitar Desa Lamajang. Selain menjadikan Batu Eon sebagai tempat pertapaan, Mbah Balu Tunggal juga menyimpan pusakanya di dalam batu tersebut.

Dari penuturan tokoh masyarakat setempat, sebelum PLTA Cikalong ada, lahan tempat batu ini dulunya adalah persawahan dan pemakaman.Tempat itu terkesan angker sehingga pada waktu itu jarang ada orang yang berkunjung kesana. Namun sekarang batu tersebut menjadi salah satu spot menarik untuk dikunjungi.

Kampung Adat Cikondang
Sekitar abad ke – 17 datang lah sejumlah orang dari Cirebon. Mereka datang untuk menyebarkan agama Islam sekaligus menghindari pemerintah kolonial Belanda yang bercokol di Cirebon.

Mereka  bubuara dan mulai membuka lahan hingga akhirnya berdirilah sebuah perkampungan yang sekarang bernama Kampung Cikondang. Berada di area hutan seluas lebih kurang 3 hektar, di kaki Gunung Tilu.

Kampung Cikondang sekarang menjadi salah satu kampung adat di Kabupaten Bandung, dan hutan disekeliling Kampung Adat Cikondang menjadi sebuah hutan larangan yang keberadaannya  dikeramatkan oleh warga setempat.

Ada sejumlah tabu dan pantrangan yang harus dipatuhi ketika kita berkunjung ke Kampung Adat Cikondang dan hutan keramat.
Antara lain ; kalau kita ingin berkunjung ke Kampung Adat Cikondang dipastikan jangan hari Selasa, Jumat dan Sabtu. Pilih lah hari Senin, Rabu, Kamis dan Minggu. Non muslim dan wanita yang sedang halangan (datang bulan) dilarang memasuki hutan keramat dan Kampung Adat.

Yang paling unik pada saat kita akan memasuki hutan keramat alas kaki (sandal/sepatu) harus di buka. Dan ketika melangkah masuk hutan keramat harus mendahulukan kaki kanan.

Di area hutan keramat Cikondang ada sejumlah vegetasi seperti aneka jenis kayu dan tumbuhan lainnya, salah satunya adalah Melati Purba yang keberadaannya sudah tumbuh sejak ratusan tahun silam. Sedangkan jenis hewan yang ada di hutan keramat Cikondang seperti Tupai, Burung, Ular dan Monyet.

Baca Juga  CURUG CIPANJI CIWIDEY

Kalau kita berkunjung ke Kampung Adat Cikondang dipastikan kendaraan dalam keadaan prima, karena medan jalan yang akan ditempuh saat memasuki wilayah Desa Lamajang berupa tanjakan yang cukup ekstrim. Sesampainya di lokasi jangan lupa mengisi buku tamu.
Yo,e…selamat berwisata!***

Jurnalis : Lili Guntur
Bahan penulisan artikel ini dihimpun dari berbagai sumber.