RISALAH – KABAR MERDEKA | Dalam beragama, kita bukan hanya dituntut untuk beramal dan taat, tetapi juga untuk membenarkan setiap ajaran Rasulullah ﷺ. Apa pun yang beliau sampaikan, walau tidak terlihat oleh mata atau sulit dipahami oleh akal, tetap merupakan kebenaran yang wajib kita imani.
Seorang muslim harus yakin bahwa semua kabar dari Nabi ﷺ adalah haq, baik tentang perkara dunia maupun akhirat, misalnya tentang malaikat mencabut ruh, siksa kubur, datangnya Munkar dan Nakir, hingga peristiwa-peristiwa di hari mahsyar. Kita mungkin tidak melihat itu semua sekarang, tetapi iman bukanlah menunggu bukti, iman adalah membenarkan sebelum melihat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى
اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ
“dan tidak pula berucap (tentang Al-Qur’an dan penjelasannya) berdasarkan hawa nafsu(-nya). Ia (Al-Qur’an itu) tidak lain, kecuali wahyu yang disampaikan (kepadanya).” (QS An-Najm [53]: 3-4)
Rasulullah ﷺ bersabda:
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR Al-Baihaqi: 20336. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa al-Minnah fi al-Intishar as-Sunnah, hlm. 12-13).
Artinya, setiap perkataan Nabi ﷺ adalah petunjuk. Ketika kita mulai menimbang kebenaran wahyu dengan akal, sampai-sampai ada yang berkata, “Ini sudah tidak relevan,” di situlah muncul penyimpangan. Sebab kebenaran bukan diukur dengan akal manusia, tetapi dengan wahyu Allah.
Membenarkan ajaran Rasulullah ﷺ adalah ciri keimanan. Masuk akal atau tidak menurut pikiran kita, tetap itu adalah kebenaran dari Allah. Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk selalu percaya, tunduk, dan patuh kepada syariat-Nya.***














