RISALAH – KABAR MERDEKA | Pernahkah kita merasa sudah cukup hadir untuk anak, padahal sebenarnya kita hanya dekat secara jarak, bukan secara hati? Banyak orang tua merasa anaknya aman karena ada di rumah, padahal bahaya bisa datang kapan saja dari lingkungan, pergaulan, bahkan dari layar kecil di genggaman tangan.
Anak bukan hanya butuh kasih sayang, tapi juga pengawasan yang sadar. Kelengahan sesaat bisa berubah menjadi penyesalan panjang. Sibuk bekerja atau menuruti hobi bukan alasan untuk lalai menjaga amanah yang Allah titipkan. Karena, anak tidak hanya butuh makan dan pakaian, mereka butuh perhatian, kehangatan, dan arahan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian itu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR Bukhari: 893 dan Muslim: 1829, hadits Ibnu ‘Umar).
Allah ﷻ berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (QS At-taḥrīm [66]: 6)
Anak tumbuh mengikuti arah yang orang tuanya tunjukkan, bukan yang dunia tawarkan. Jadilah orang tua yang hadir dengan cinta, menjaga dengan doa, dan mengawasi dengan tanggung jawab. Karena, kelak di hadapan Allah setiap orang tua akan ditanya: “Apa yang telah engkau lakukan terhadap amanah yang paling berharga itu?”
Allāhu Ta‘ālā a‘lam bishawāb.***














